Prof. Patrick Sorgeloos membagi akuakultur masa kini ke dalam dua tipe: Traditional food aquaculture, (Akuakultur tradisional untuk pangan), dipraktekkan sebagian besar di Asia dengan membudidayakan beberapa spesies ikan air tawar, ikan air payau, molusk dan atau rumput laut. Tipe kedua adalah Business Aquaculture dengan membudidayakan spesies yang mempunyai nilai ekonomis tinggi seperti udang, salmon dan lain sebagainya.
a. Akuakultur untuk ketahanan pangan
Walaupun akuakultur semacam ini masih mewakili produk akuakultur, perkembangan akuakultur ini jarang sekali memakai produk ilmiah (seperti penelitian). Kegiatan ujicoba (trial and error) dalam akuakultur berkembang selama beberapa dekade, bahkan abad, hasilnya adalah sistem akuakultur ekstensif yang seimbang. Perkembangan ekspansif dan peningkatan teknik akuakultur menjadi alasan dari berkembangnya akuakultur akhir-akhir ini. Banyak orang berpendapat bahwa produksi tidak lagi lebih cepat untuk ditingkatkan mengingat terbatasnya sumber daya air. Modernisasi akuakultur (dalam arti intensifikasi dari akuakultur) yang banyak diminati, malah dapat mengancam keberlangsungan dari akuakultur itu sendiri.
b. Akuakultur untuk Profit
Kemajuan akuakultur masa kini adalah karena masukan dari penelitian dan perkembangan sains. Orientasi akuakultur dalam jangka pendek dibagi dalam 3 proses sederhana:
* Bagaimana membesarkan binatang,
* Bagaimana memaksimalkan keuntungan (profit)
* Bagaimana menjamin keberlangsungan (sustainability)
Proses 3 langkah ini dipercepat oleh keinginan untuk meraih keuntungan yang tinggi. Perkembangan cepat dari akuakultur tipe ini terkadang menimbulkan penyalahgunaan terhadap lingkungan. Perkembangan akuakultur yang cenderung monokultur dan terkait dengan intensifikasi malah membawa masalah baru seperti penyakit ikan/udang.
Sumber:
terjemahan dari artikel.
The Bangkok Declaration 2000: aquaculture R&D priorities in the new millennium. Oleh Proffesor Patrick Sorgeloos, Laboratory of Aquaculture and Artemia Reference Centre, University of Ghent, Belgium.
Sumber artikel dari aquachallenge.org