oleh Roffi Grandiosa
Akuakultur dunia telah berkembang pesat selama beberapa dekade dan menjadi semakin penting mengingat peran dan dampak negatifnya.
Akuakultur terus berkembang sebagai sumber penyedia protein untuk populasi manusia di dunia yang telah melampaui angka 6 milliar. Produksi perikanan tangkap semakin mengalami tekanan dan cenderung menurun mengingat tingginya permintaan dari masyarakat terhadap ikan. Akuakultur menjadi solusi untuk mengurangi tekanan terhadap stok ikan di alam, namun beberapa isu mesti diwaspadai oleh masyarakat dunia mengingat beberapa praktek akuakultur, telah terbukti berdampak negatif terhadap sumberdaya ikan di alam.
Gambar diatas menunjukkan data produksi dan konsumsi ikan dunia (sumber FAO).
Dibalik pesatnya perkembangan akuakultur, terdapat isu penting yang perlu dibahas antara lain ‘Fish Meal Issue’ atau isu tepung ikan. Beberapa kegiatan akuakultur yang populer antara lain budidaya udang dan salmon merupakan contoh kegiatan akuakultur yang banyak membutuhkan tepung ikan dalam pakan dalam jumlah yang banyak. Darimana sumber tepung ikan ini? tiada lain hasil dari tangkapan ikan di alam. Produksi tepung ikan dunia yang saat ini digunakan oleh industri akuakultur telah mencapai 35% dan diperkirakan terus meningkat pengunaannya.
Pakan telah menjadi tantangan utama dalam akuakultur mengingat sumber protein dalam pakan saat ini masih bergantung pada tepung ikan. Untuk mengurangi tekanan terhadap sumberdaya ikan laut (sebagai sumber tepung ikan), perlu kiranya untuk kita pikirkan bersama alternatif sumber protein.
Permasalahan lain adalah kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh akuakultur, salah satu bukti nyata adalah kerusakan mangrove. Lahan mangrove telah banyak yang dikonversi untuk tambak-tambak udang dan menimbulkan permasalahan menurunnya kualitas lingkungan. Walaupun akuakultur bukan satu-satunya penyebab rusaknya mangrove, namun perlu diwaspadai perkembangannya di masa depan. Mangrove perlu terus di pelihara keberadaannya mengingat perannya secara fisik (melindungi garis pantai terhadap ombak, erosi, badai) ataupun secara biologis (tempat memijah ikan, udang dll.). Walaupun jarang disadari namun mangrove pun berperan sangat penting dalam produksi perikanan tangkap.
Isu lain yang penting adalah polusi dari akuakultur. Akuakultur telah memproduksi limbah yang cukup banyak antara lain nutrien dan sampah organik dari sisa pakan maupun feces. Limbah lain adalah bahan-bahan kimia (antibiotik, desinfektan dll. yang digunakan usaha akuakultur). Situasi terkini memang banyak usaha budidaya yang telah mengurangi efluen dengan sistem resirkulasi atau manajemen pakan yang lebih baik. Pengunaan bahan-bahan kimia pun tidak sebanyak 10 tahun silam mengingat berkembangnya teknologi akuakultur.
Penyakit ikan merupakan isu yang penting mengingat kompleksnya permasalahan penyakit. Penyakit atau pathogen ikan dapat berpindah dari ikan budidaya ke ikan di alam maupun sebaliknya. Pathogen pun kini menyebar dikarenakan translokasi ikan akibat akuakultur, perdagangan dsb. Penyakit ikan pun menjadi lebih berbahaya arena pengaruh obat-obatan.
Upaya untuk mengatasinya adalah memprioritaskan manajemen kesehatan ikan, mengurangi translokasi atau meningkatkan efisiensi karantina ikan. Peningkatan IPTEK dalam bidang ini patut pula menjadi perhatian.
Introduksi spesies ikan eksotik adalah bagian dari lingkaran permasalahan dalam bidang akuakultur karena spesies yang feral (kabur) ke perairan bisa saja menjadi masalah pelik dan mengganggu keseimbangan ekosistem.
terinspirasi dari:
Effect of Aquaculture on World Fish Supplies
Nature 405, 1017-1024 (29 June 2000)
Rosamond L. Naylor, Rebecca J. Goldburg, Jurgenne H. Primavera, Nils Kautsky, Malcolm C. M. Beveridge, Jason Clay, Carl Folke, Jane Lubchenco, Harold Mooney and Max Troell
salut sdr. roffi g.
salam kenal sebagai insan aquaculture juga.
seperti koment sdr, saya sepakat akan hal tsb.
Perkembangan aquaculture sampai hari ini masih belum berwawasan lingkungan.
Kita masih terjebak akan kepentingan jangka pendek.
Bagaimana nanti setelah suatu lingkungan rusak dan tidak menguntungkan, lalu ditinggal begitu saja.
Bagaimana juga dengan masa depan aquaculture kedepan.
Seperti halnya dengan bangsa indonesia yang mengedepankan wawasan kebangsaan, sudah saatnya aquaculture menitikberatkan wawasan lingkungan budidaya. Pendekatan dengan berbagai aturan dan norma memang sedikit banyak menjadi pro kontra , namun perlahan hal itu harus dilakukan didunia kita ini.
Model GAP, HACCP, ISO ataupun sertifikasi internasional lainnya juga harus tahu dan paham…
MEmang kita masih belum siap menghadapi itu semua, tapi kalau tidak dilakukan sekarang juga, kapan lagi aquaculture indonesia bisa terus maju??
Jika ada artikel/jurnal/info terbaru, saya mohon dikirim ke email saya. TErima kasih selalu terucapkan untuk sdr. Thanks.
makasih responnya..perlu diketahui saya adalah pendukung sustainable aquaculture. insya Allah saya beritahu apabila ada jurnal atau info baru.
assalamu’alaikum pak roffi, saya sebagai mahasiswa mencoba memberi tanggapan dari tulisan di atas.
saya setuju atas tulisan di atas.
oleh sebab itu sudah saatnya kita memulai dari sekarang untuk memberikan ilmu pengetahuan (dapat berupa penyuluhan langsung ke lapangan maupun memberikan usulan berupa aturan tentang aquaculture kepada petinggi di indonesia) dan mencoba memberikan/menerapkan tekhnologi aquaculture yang telah digunakan di negara-negara lain untuk digunakan di lingkungan aquaculture indonesia.
terima kasih,
Salam kenal. Salam MANGROVER!